Syafiul Anam. Diberdayakan oleh Blogger.

Terjemahkan

Perkenalkan

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Orang yang paling cerdik adalah orang yang selalu mengingat kematian dan senantiasa bersedia menghadapinya

Rabu, 01 Januari 2014

BALADA TENGAH MALAM (FISIKA KUANTUM)

Aku masih mengamati buku tipis berwarna merah hitam dengan simbol-simbol huruf yunani. Mencoba memahami apa yang tertulis. Sementara, angin malam berhembus sepoi-sepoi, mengelus-elus kulit sawo matangku lewat jendela yang Aku biarkan menganga. Dingin menusuk tulang.

“Ah andai saja simbol-simbol Yunani ini seperti bahasa sastra nan indah. Menyenangkan tatkala Aku membacanya, tak jenuh walau harus Aku mengulang-ulangnya”. Sayangnya buku tipis itu adalah buku fisika kuantum. Bahasanya kaku dipenuhi simbol dan sama sekali tidak berseni. Baru beberapa kalimat sudah membuat mataku perih.

Buku itu diam di depanku. Menyapaku. Meminta untuk Aku menyentuhnya, membelai-belai tiap halamannya. Andai Ia mampu bercengkrama, Aku tak perlu bersusah-susah untuk mengorek maksud dan tujuan-tujuannya. Langsung saja Aku menyuruh untuk membeberkannya, seperti seorang cerewet yang terus berkata-kata tanpa henti dan Aku sebagai pendengar setianya.

“Ayo dong ngerti maksudnya ... “ Aku menggerutu sendiri. Kesal. Entah kepada siapa. Apa Aku yang semakin bodoh, atau buku ini yang memang sengaja berbelit-belit. “ah ini pasti bukunya aja yang lebay”. Aku menaruhnya. Tak lagi menghiraukannya.

Angin masih semilir, udara dingin dari barat menyelimuti siapapun. Hiruk pikuk jalan raya sudah tidak terdengar. Orang-orang sudah larut dalam kenyamanan selimut tebalnya. Merikuk di kasur. Memanjakan tiap sendi-sendi di tubuhnya. Begitu juga Aku. Aku memeluk erat bantal-bantal yang empuk. Nyaman sekali. Udara dingin tak mampu mengalahkan hangatnya bantal-bantalku. Aku merebahkan tubuh dan tidur terlentang. Kedua tangan kuselipkan dibelakang kepala. Serta merta lamunanku melayang. Oh .. nyaman sekali.  

“Barang siapa yang enggan merasakan pahitnya belajar, maka ia tidak akan pernah merasakan manisnya ilmu”. Di tengah kasur, kenyamanan lamunanku terusik, kata-kata Imam syafi’i bak air es yang mengguyurku dimalam yang teramat dingin. Dingin sekali. Menusuk-nusuk tulang. Membuat menggigil. Kini kasurku yang hangat, bantal-bantalku yang empuk tidak lagi membuatku nyaman. Malah membuatku semakin menggigil. Membekukan semua lamunanku, lalu retak dan kemudian buyar.

Aku mencoba bangkit. Melawan beribu kemalasan yang sedari tadi bergelayut di pundakku.”bismillahirrahmaanirrahim, laa haulaa walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil aadziim.” Aku  berdiri tegap. Cukup ringan, sepertinya beberapa setan yang menjerat satu persatu mulai lepas. Aku melangkahkan kaki agak gontai keluar kamar. Kuambil air wudhu, mulai dari muka , tangan , rambut kemudian kaki tidak terlewat untuk kuusap. Ah... segar sekali. Rasa malas satu persatu lepas. Tubuh ini menjadi ringan. Mata yang sedari tadi agak buram karena mengantuk kini terbuka lebar dan menatap tajam.

“Allahummarzuqnaa fahman Nabiyyiin, wa hifdzol mursaliin, wa ilhaamal Malaaikatil muqorrobiin, birohmatika yaa arhamar Roohimiin”. Aku mengawalinya dengan memanjatkan doa kepada Allah, ‘Allaamul Ghuyub (Dzat Yang Mengetahui Hal-Hal Gaib) agar diberi kemudahan untuk sedikit mengetahui tentang hal-hal gaib. Karena bahasan fisika kuantum adalah hal-hal gaib yang tidak kasat mata, imajinasi pun sulit, yang bahkan hasil perhitungannya adalah probabilitas, kemungkinan-kemungkinan, belum menjadi sesuatu yang pasti.

“Ya Allah, Ilmu yang Engkau turunkan di muka bumi pasti ada manfaatnya. Mungkin diri ini yang masih bodoh yang belum mengerti hakikat dari ilmu-ilmu itu, belum bisa menjadi Ulil Albab yang mampu mentafakkuri semua yang Engkau ciptakan, baik dalam skala makro maupun mikro, hamba yakin Engkau menciptakan semuanya tidak sia-sia, semuanya penuh hikmah dan pelajaran. Ya Allah berilah kemudahan”. Aku memantapkan niat dalam hati. Aku buka buku itu dengan mata berbinar berharap mendapatkan ilham dan langsung mengerti semuanya. Aku menyalin ulang apa yang tertulis di buku dan catatan-catatan, Learning By Doing. Dalam hati Aku berkata “Semoga UAS Fisika Kuantum nanti dimudahkan. Semangat untuk Fisika Unpad 2011”. 




0 komentar

Posting Komentar